Sabtu, 29 Desember 2012

Berandai-andai: "Jika Aku Menjadi Presiden"

INDONESIA!!!
MERDEKA ATAU MATI!!!

Ingat kalimat teriakan-teriakan itu? Kalimat yang sering sekali terdengar jelang perayaan kemerdekaan. Kalimat yang sengaja dikumandangkan untuk membangkitkan kembali semangat kemerdekaan.
Saat itu, pada tahun 1945 setelah kemerdekaan, rakyat bahagia karena adanya presiden yang akhirnya dapat memproklamasikan kemerdekaan. Merdeka yang berarti lepas dari jajahan, siksaan, paksaan, dan paksaan dari bangsa seberang benua yang hanya menguntungkan secara sepihak. Hidup merdeka seolah menjadi dambaan setiap warga negara Indonesia pada saat itu.

Seiring perjalanan waktu, kemerdekaan yang dirasakan berbeda dengan apa yang didambakan. Globalisasi yang dieu-elukan seolah menjadi bumerang bagi pemimpin bangsa ini. Apa yang sebenarnya salah dalam tatanan negara ini? Apa yang membuat kemerdekaan sejati sulit untuk diraih? Mengapa terjadi pergeseran makna kemerdekaan pada dewasa ini?

Entah harus menyalahkan presiden atau tidak. Satu hal yang pasti, setiap orang di bangsa ini menginginkan kehidupan yang merdeka versi masing-masing. Saya pun secara pribadi mendambakan kemerdekaan versi saya sendiri. Sebagai seorang mahasiswi khususnya, jika saya menjadi presiden, saya akan memudahkan akses apapun yang berhubungan dengan perkuliahan, baik dari biaya hidup, biaya kuliah, transportasi. Saya akan menghilangkan segala kemungkinan yang menyebabkan kemacetan di jalan raya, mengatur regulasi angkutan jalan yang beroperasi, mengatur dari mulai lapisan masyarakat terdalam sehingga tidak ada tindak kriminal sekecil apapun. Sehingga kehidupan merdeka versi saya pun dapat terealisasi dengan baik. 

Memang sulit menjadi seorang presieden yang dapat mewujudkan kemerdekaan setiap rakyatnya dengan pasti. Maka sebagai generasi muda yang cinta negara ini, saya akan tetap berusaha mewujudkan kehidupan yang mendekati kemerdekaan mutlak, tidak harus menjadi presiden, tetapi sebagai individu yang selalu berusaha maksimal menjunjung tinggi dan mencintai negaranya.

: )
MERDEKA!!!

Selasa, 06 November 2012

Budaya Bengkulu : Festival Tabot

Kesenian tradisional Bengkulu, Bubu Gila, yang nyaris punah akan ditampilkan kembali pada festival tahunan Tabot pada 14-24 November mendatang.

"Kami akan menampilkan kembali permainan rakyat tradisional Bengkulu yang telah ada sejak ratusan tahun silam yakni Bubu Gila atau Bubu Gilo pada festival Tabot," kata tokoh masyarakat Bengkulu dan Penasihat Sanggar Anggrek Bulan, Zakaria Saleh (70), pada Senin. Ia mengatakan, sanggarnya sudah mempersiapkan Bubu untuk menampilkan Bubu Gila bersama penari dan iringan musik kulintang dan gong di festival Tabot (peti mati).

"Yang masih kurang hanya pawangnya yang akan memantrai Bubu tersebut," ujarnya.

Zakaria menjelaskan, Bubu Gila yang oleh warga Bengkulu disebut Lukah Gila merupakan permainan yang pada masa lalu dibuat untuk hiburan rakyat oleh masyarakat Lembak, suku asli di Bengkulu. Bubu Gila atau Setuyu dimainkan menggunakan Bubu (alat tangkap ikan tradisional) yang dihias sedemikian rupa hingga menyerupai orang-orangan sawah.

Seorang pawang kemudian akan memantrai Bubu, membuat Bubu bergoyang dan menari mengikuti irama ketukan sapu lidi hijau dan tempurung kelapa yang sudah disiapkan oleh pawang. Penonton akan diminta untuk memegang Bubu tersebut dan menahan goyangannya. Semakin kuat orang tersebut menahannya maka akan semakin kuat pula goyangan Bubunya.

Lebih lanjut Zakaria berharap Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Bengkulu mendukung upaya penggalian dan pelestarian kesenian tradisional daerah, bukan hanya Tabot. Menurut dia, sekarang kesenian rakyat Barong Landong--mirip ondel-ondel di Jakarta-- sudah hampir punah dan permainan tradisional seperti Beruang-Beruang tinggal kenangan.

"Pemerintah daerah harus terus berupaya menggali lebih dalam adat istiadat dan tradisi di Bengkulu agar tidak punah," demikian Zakaria Saleh.

Upacara Tabot merupakan upacara tradisional masyarakat Bengkulu yang diadakan untuk mengenang kisah kepahlawan Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW, yang wafat dalam peperangan di padang Karbala, Irak. Tradisi Tabot dibawa oleh para pekerja Islam Syi‘ah dari Madras dan Bengali, India bagian selatan, yang dibawa oleh tentara Inggris untuk membangun Benteng Marlborough (1713—1719). Mereka kemudian menikah dengan penduduk setempat dan meneruskan tradisi ini hingga ke anak-cucunya.

Upacara Tabot sebenarnya tidak hanya berkembang di Bengkulu saja, namun juga sampai ke Painan, Padang, Pariaman, Maninjau, Pidie, Banda Aceh, Meulaboh, dan Singkil. Dalam perkembangannya, kegiatan Tabot kemudian menghilang di banyak tempat. Saat ini, hanya ada dua tempat yang melaksanakan upacara ini, yakni Bengkulu dan Pariaman, Sumatra Barat yang menyebutnya dengan Tabuik.

Tabot sendiri berasal dari kata Arab, Tabut yang secara harfiah berarti kotak kayu atau peti. Tabot dikenal sebagai peti yang berisikan kitab Taurat Bani Israil, yang dipercaya jika muncul akan mendapatkan kebaikan, namun jika hilang akan mendapatkan malapetaka. Saat ini, Tabot yang digunakan dalam Upacara Tabot di Bengkulu berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni.

Pembuatan Tabot harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan secara bersama-sama oleh keluarga pemilik Tabot, keturunan Syekh Burhanudin (Imam Senggolo) yang merupakan pelopor diperkenalkannya Tabot di wilayah Bengkulu. Terdapat dua kelompok besar keluarga pemilik Tabot, yakni kelompok Tabot Barkas dan Tabot Bangsal.

Upacara yang pada awalnya digunakan oleh orang-orang Syi‘ah untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW ini, sejak penduduk asli Bengkulu (orang Sipai) lepas dari pengaruh Syi‘ah berubah menjadi sekadar kewajiban keluarga untuk memenuhi wasiat leluhur mereka. Belakangan, upacara ini juga dijadikan sebagai bentuk partisipasi orang-orang Sipai dalam pelestarian budaya tradisional Bengkulu. Sejak 1990, upacara ini dijadikan agenda wisata Kota Bengkulu, dan kini lebih dikenal sebagai Festival Tabot. Upacara Tabot memiliki sembilan tahapan, yang semuanya dilaksanakan dari tanggal 1—10 Muharam. Pertama, adalah Mengambik Tanah (mengambil tanah). Tanah yang diambil pada tahapan ini haruslah berasal dari tempat keramat yang mengandung unsur-unsur magis, seperti di Keramat Tapak Padri yang terletak di dekat Benteng Marlborough dan Keramat Anggut, yang berada di pemakaman umum Pasar Tebek. Mengambik Tanah akan dilakukan pada 1 Muharam, pukul 22.00 WIB. Tanah ini nantinya akan dibungkus dengan kain kafan putih dan dibentuk seperti boneka manusia.

Tahapan kedua adalah Duduk Penja (mencuci jari-jari). Penja adalah benda yang terbuat dari kuningan, perak, atau tembaga yang berbentuk telapak tangan manusia, lengkap dengan jari-jarinya. Penja yang dianggap sebagai benda keramat yang mengandung unsur magis, harus dicuci dengan air limau setiap tahunnya. Duduk Penja dilaksanakan pada tanggal 5 Muharam pukul 16.00 WIB

Tahap ketiga adalah Meradai (mengumpulkan dana) yang dilakukan oleh Jola (orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan, biasanya terdiri dari anak-anak berusia 10—12 tahun). Acara Meradai diadakan pada tanggal 6 Muharam, antara pukul 07.00—17.00 WIB.

Tahap keempat adalah Manjara (6—7 Muharam), merupakan acara berkunjung atau mendatangi kelompok lain untuk beruji atau bertanding dal (alat musik sejenis beduk, yang terbuat dari kayu dengan lubang di tengahnya, serta ditutupi kulit lembu). Salah satu keistimewaan dari tahap Menjara ini adalah perang yang dilakukan oleh dua kelompok, yakni Tabot Bangsal dan Tabot Barkas. Namun, perang yang dilakukan dalam festival ini, bukanlah perang yang berbahaya. Karena pada acara ini, perang antara dua kelompok tersebut disimbolkan dengan pertandingan dal. Pada malam pertama Menjara, salah satu kelompok Tabot akan menghampiri kelompok lainnya. Dalam perjalanan, kelompok ini akan memukulkan dal untuk menarik massa dari setiap kampung yang dilewati, sehingga jumlahnya terus bertambah. Ketika kedua kelompok bertemu, maka dimulailah adu dal. Kedua kelompok langsung beradu menabuh dal sekuat-kuatnya. Konon, dulunya adu dal ini dilakukan hingga ada yang pecah.

Usai mengadu dal, kelompok yang datang, mengunjungi gerga tua (bangunan yang menjadi simbol benteng pertahanan Hussein saat berperang). Di sini, jari-jari Tabot yang dibawa pada saat menggalang massa akan melakukan soja, atau bersambut dengan jari-jari kelompok Tabot lainnya. Hal ini menandakan ritual menjara hari pertama berakhir.

Keesokannya ritual Menjara kembali dilakukan. Kali ini, kelompok yang sebelumnya dikunjungi, balas mengunjungi kelompok lainnya. Rombongan berjalan kaki ke gerga tua untuk mengambil jari-jari dan menjemput massa dari kampung-kampung yang dilewati. Sampai di tempat tujuan, perang kembali dimulai. Kedua kelompok berperang, beradu menabuh dal.

Tahap kelima adalah Arak Penja, di mana penja diletakkan di dalam Tabot dan diarak di jalan-jalan utama Kota Bengkulu. Tahap keenam merupakan acara mengarak penja yang ditambah dengan serban (sorban) putih dan diletakkan pada Tabot kecil.

Tahap ketujuh adalah Gam (tenang/berkabung), merupakan tahapan dalam upacara Tabot yang wajib ditaati. Tahap Gam merupakan saat di mana tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan apapun. Gam berasal dari kata ‘ghum‘ yang berarti tertutup atau terhalang, diadakan setiap tanggal 9 Muharam dari pukul 07.00—16.00 WIB. Pada waktu tersebut, semua kegiatan yang berkaitan dengan upacara Tabot tidak boleh dilakukan.

Tahap kedelapan dilakukan pada tanggal 9 Muharam juga, sekitar pukul 19.00 WIB, yang disebut dengan Arak Gendang. Tahap ini dimulai dengan pelepasan Tabot Besanding di gerga masing-masing. Usai pelepasan, tiap-tiap Tabot berarak dari gerganya masing-masing, menempuh rute yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh grup ini akan bertemu dan membentuk arak-arakan besar (pawai akbar). Acara ini turut diramaikan dengan kehadiran grup-grup penghibur dan masyarakat pendukung grup Tabot.

Tahap terakhir dari keseluruhan rangkaian upacara Tabot disebut dengan Tabot Tebuang yang diadakan pada tanggal 10 Muharam. Seluruh Tabot berkumpul dan dibariskan di Tapak Paderi pada pukul 09.00 WIB. Tak ketinggalan grup hiburan juga telah berkumpul untuk menghibur peserta upacara Tabot dan para pengunjung. Sekitar pukul 11.00 WIB, semua grup Tabot berarak menuju Padang Jati dan berakhir di kompleks pemakaman umum Karabela. Tempat ini dijadikan lokasi Tabot Tebuang, karena di sinilah tempat dimakamkannya Syekh Burhanuddin.

Pada pukul 12.30 WIB ritual Tabot Tebuang dimulai. Untuk perayaan Tabot, acara terakhir ini dianggap memiliki nilai magis, sehingga harus dipimpin oleh Dukun Tabot tertua. Di akhir acara, bangunan tabot dibuang ke rawa-rawa yang berdampingan dengan kompleks makam tersebut. Dibuangnya Tabot ini, menandakan selesainya seluruh rangkaian upacara tersebut.

Rangkaian Festival Tabot dilakukan di Tapak Paderi, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Indonesia.Oleh karena Festival Tabot merupakan pesta rakyat, maka pengunjung yang datang tidak dikenai biaya apapun untuk menontonnya.

Tapak Paderi, yang digunakan sebagai pusat upacara Tabot, terletak sekitar 15 km dari Bandara Fatmawati. Dari sini, pengunjung dapat menyewa mobil yang banyak ditawarkan di sekitar bandara (penduduk setempat menyebutnya sebagai taksi) dan membayar sekitar Rp 75.000,00 sampai ke Tapak Paderi. Perjalanan dengan menggunakan mobil ini, akan memakan waktu sekitar 40 menit.

Lokasi Tapak Paderi yang berada di Kota Bengkulu, memudahkan pengunjung untuk mendapatkan penginapan, rumah makan dan restoran, toko suvenir, serta tempat ibadah.

SUMBER
http://bayuaditya.student.umm.ac.id/files/2011/07/festival-tabot.jpg
http://gerobakburuk.files.wordpress.com/2011/11/tabot-buroq.jpg
http://oase.kompas.com/read/2012/11/05/22404197/Bubu.Gila.Akan.Meriahkan.Festival.Tabot
http://palembaja.com/wp-content/uploads/2012/10/TABOT-BENGKULU.jpg
http://seputar-bengkulu.blogspot.com/2009/03/festival-tabot-bengkulu.html

Senin, 05 November 2012

Kunjungan SBY ke Inggris

Kunjungan Kepala Negara ke kota London, Inggris, untuk memenuhi undangan istimewa dari Ratu Elizabeth II, yang tahun ini merayakan 60 tahun kemahkotaannya. Dalam kunjungan ke Inggris ini, Presiden SBY akan menerima penganugerahan Knight Grand Cross of the Order of Bath, yang akan diserahkan langsung oleh Ratu Elizabeth II. Dalam tradisi Inggris, penghargaan Knight Grand Cross of the Order of Bath diberikan kepada seseorang yang memiliki prestasi luar biasa, baik di bidang militer maupun sipil. Pertama kali penghargaan ini diberikan oleh Raga George I Tahun 1725. Adapun pemimpin asing yang telah menerima penghargaan tersebut antara lain Presiden AS Ronald Reagan, Presiden Perancis Jaques Chirac, dan Presiden Turki Abdullah Gul.

Seperti dikutip dari situs Presiden RI, dijelaskan, penghargaan berupa selempang dan bintang dari Kerajaan Inggris ini diperlihatkan kepada Presiden SBY dan Ibu Ani oleh Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip seusai jamuan santap siang di Blue Drawing Room, Istana Buckingham, London, Inggris, Rabu (31/10) pukul 14.30 waktu setempat. Setelah memperlihatkan penghargaan Knight Grand Cross in the Order of the Bath, Presiden SBY dan Elizabeth II kemudian saling bertukar cindera mata. Presiden SBY juga menerima cindera mata dari Prince of Wales, Pangeran Charles, yang merupakan putera mahkota.

Jamuan santap siang kenegaraan sendiri bersifat informal, tanpa bersulang, pidato, maupun liputan media. Presiden SBY dan Ratu Elizabeth duduk semeja, sedangkan Ibu Ani dan Duke of Edinburgh, Pangeran Philip, berada di meja yang lain. Setiap meja diisi delegasi Indonesia dengan ditemani seorang anggota Kerajaan Inggris. Jamuan yang formal akan dilakukan malam nanti, di Ballroom Istana Buckingham. Baik Presiden SBY maupun Ratu Elizabeth akan menyampaikan pidato dan saling bersulang.

Presiden yang menginap di Istana Buckingham, menghadiri jamuan santap malam dengan menggunakan pakaian tradisional Melayu, Teluk Belanga berwarna hitam dengan peci hitam dan sarung songket warna emas dan merah. Sedangkan Ibu Negara Ani Yudhoyono mengenakan kebaya hitam dan batik. Sementara Ratu Elizabeth mengenakan gaun panjang warna emas, dengan kalung berlian dan tahta berlian. Sepasang kaos tangan warna putih dan tas tangan warna emas.

Ratu Elizabeth dan Presiden Yudhoyono tiba ditempat jamuan berjalan berdampingan, sementara di belakangnya Ibu Negara berdampingan dengan Duke of Edinburgh. Ratu Elizabeth bersama Presiden Yudhoyono memasuki ballroom tempat jamuan makan malam sekitar pukul 20.30 waktu setempat atau Kamis (1/11) dinihari di Indonesia.

Ratu kemudian menyampaikan sambutannya dan memuji perubahan yang terjadi di Indonesia. Ratu mengakui Indonesia semakin kuat dan diperhitungkan oleh dunia. Untuk itu, Ratu menyampaikan rasa hormatnya dan mengangkat gelas (toast) untuk Indonesia, yang kemudian dikuti iringan instrumen lagu Indonesia Raya. 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ratu Inggris Elizabeth II saling memuji saat memberikan sambutan dalam jamuan makan malam kenegaraan di Istana Buckingham, London, Inggris, Rabu malam waktu setempat (Kamis pagi WIB).

Ratu Elizabeth, dalam sambutanya memuji Presiden Yudhoyono yang telah mampu melakukan reformasi dan transformasi sehingga demokrasi berkembang dan perekonomian semakin kuat dan disegani oleh dunia. 

"Di bawah kepemimpinan anda, Pak Presiden, Indonesia telah menunjukan kinerja transformasi yang mengagumkan. Saat ini Demokrasi telah berkembang dan menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cepat yang memainkan peran lebih besar di tingkat internasional," katanya.

Menurut dia, Indonesia saat ini, sangat berbeda dengan saat kunjungan kenegaraan yang dilakukannya bersama Pangeran Philip pada 1974 ketika dipimpin Presiden Soeharto.

Sementara itu, Presiden Yudhoyono dalam sambutan jamuan santap malam tersebut memuji Ratu Elizabeth II yang telah memimpin Inggris selama lebih dari enam dasarwasa dan mampu menjadikan Inggris sebagai negara yang kuat, aman dan sejahtera pascaperang dunia II.

Presiden menilai, Ratu Elizabeth merupakan salah satu pemimpin yang menjadi inspirasi bagi dunia atas keteguhan, dedikasi dan loyalitas dalam menjalankan tugas kenegaraan dan menjadi pelayan masyarakat.

"Paduka yang mulia telah menjadi simbol stabilitas dan keberlanjutan, di tengah fase perubahan dunia," kata Presiden yang memberikan sambutan dalam bahasa Indonesia.

Sementara itu, dalam jamuan santap malam kenegaraan tersebut, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan selamat atas ulang tahun berlian (60 tahun) tahta Ratu Elizabeth II. (ANT)


Presiden Yudhoyono saat memberikan sambutan memberikan selamat atas keberhasilan Ratu Elizabeth II memimpin Kerajaan Inggris menjadi lebih kuat dan sejahtera pasca perang dunia II.

"Paduka yang mulai telah memimpin inggris bangkit dari kesulitan akibat perang dunia kedua dan menjadikan Inggris menjadi kuat, aman dan makmur," kata Presiden.

Presiden, juga mengucapkan selamat atas ulang tahun berlian 60 tahun Ratu Elizabeth bertahta.

"Atas nama pribadi, pemerintah dan rakyat Indonesia saya juga ikut menyampaikan selamat kepada paduka yang mulia atas perayaan ulang tahun berlian tahta paduka yang mulia," katanya.

Sementara itu, jamuan makan malam kenegaraan tersebut dihadiri oleh 177 undangan diantaranya Perdana Menteri Inggris David Cameron. 

Delegasi Indonesia yang hadir dalam jamuan mengenakan pakaian teluk belanga, sedangkan para udangan lainnya mengenakan pakaian tuksedo berdasi putih. Selain menghadiri serangkaian acara kenegaraan yang dihadiri Ratu Elizabeth II, Presiden Yudhoyono juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Pertemuan-pertemuan lainnya yang telah dijadwalkan meliputi pertemuan dengan Prince of Wales, Pangeran Charles; Ketua Partai Liberal Demokrat, Nick Clegg; dan Pimpinan Oposisi, Ed Miliband.

Dalam konferensi pers sebelum bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (30/10) pagi, Presiden mengatakan Indonesia dan Inggris fokus pengembangan kerjasama di lima bidang yang saling menguntungkan. Kelima bidang prioritas itu adalah perdagangan, investasi, pendidikan, lingkungan hidup, serta demokrasi dan kerjasama antar-agama.

"Yang pertama untuk acara bilateral dengan Inggris adalah rangkaian kegiatan kunjungan kenegaraan dan pertemuan saya dengan PM Inggris, Wakil PM Inggris dan pimpinan oposisi. Sebagaimana diketahui kerjasama strategis dengan Inggris terus berkembang dengan baik hampir 3 miliar dolar AS. Kuartal ketiga ini Inggris merupakan kedua terbesar setelah Singapura di bidang investasi. Tentu banyak lagi yang dilakukan untuk mengembangkan kerjasama ini," kata SBY.

Keberangkatan Presiden dan Ibu Negara ke London, Inggris, dilepas oleh Wakil Presiden Boediono beserta Herawaty Boediono yang baru saja tiba dari ibadah haji pada Selasa pagi pukul 05:30 WIB di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Mendampingi Wapres antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, para Kepala Staf Angkatan dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Adapun yang mendampingi Presiden selama kunjungan kenegaraan ini antara lain, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menperin MS Hidayat, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Patiwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E Pangestu, dan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung.

Namun sebelum acara jamuan santap malam kenegaraan, Presiden SBY memiliki sejumlah agenda. Yang utama adalah meletakkan karangan bunga di Monumen Pahlawan Tak Dikenal di Westminster Abbey, kemudian melakukan pertemuan dengan Pangeran Charles di Clarence Room, bertemu Ketua Partai Liberal Demokrat Nick Clegg, dan melakukan pembicaraan dengan pemimpin oposisi Ed Miliband.

Di Inggris, Presiden SBY dan Ibu Negara tinggal di Istana Buckingham selama menjadi tamu Ratu Elizabeth II. Begitulah adab bagi tamu resmi Kerajaan Inggris.

Memasuki istana, Presiden SBY dan Ibu Ani dijemput Duke of York, Pangeran Andrew, di lobi hotel, untuk mengikuti upacara penyambutan kenegaraan di Istana Buckingham.

Upacara penyambutan ini dilakukan di Royal Pavillion dengan parade pasukan berkuda. Presiden SBY kemudian naik kereta kuda bersama Ratu Elizabeth, sedangkan Ibu Ani satu kereta dengan Duke of Edinburgh, Pangeran Philip, untuk masuk ke dalam Istana. Total ada tujuh kereta kuda Kerajaan Inggris.

Makna Penting Kunjungan ke Inggris London, Inggris: Apa pentingnya kunjungan kenegaraan ke Inggris? Dalam keterangan persnya di Hotel Grosvernor House, London, Sabtu (3/10) pagi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelaskan setidaknya ada lima hal. Semuanya bermuara bagi kepentingan rakyat Indonesia.

Pertama, kunjungan ini memiliki nilai strategis. Setelah 33 tahun, baru kali ini Ratu Elizabeth II mengundang presiden Indonesia. "Ini merupakan bentuk dukungan penuh terhadap peningkatan hubungan bilateral Indonesia-Inggris," kata Presiden SBY. Ratu Elizabeth II, lanjut Presiden, mengikuti dan sangat paham perkembangan Indonesia.

Kedua, manfaat dari sisi ekonomi. Ekspor mengalami penurunan akibat dampak krisis di Uni Eropa. Ini akan mengancam target pertumbuhan ekonomi kita. "Oleh karena itu kita harus mencari komponen penting lainnya untuk menjaga pertumbuhan, yakni investasi," Presiden menjelaskan.

Ketiga, dalam kunjungan kenegaraan ini juga dibahas kerja sama pendidikan. Pembangunan sumber daya manusia penting untuk menghadapi persaingan global di masa depan. Inggris dikenal memiliki perguruan tinggi dengan reputasi mendunia.

Keempat, transfer teknologi dan pengembangan industri pertahanan. Dalam kunjungan ini disepakati kerja sama pengembangan industri militer dengan Inggris.

Kelima, kerja sama lingkungan dan perubahan iklim. Dalam pertemuan dengan Prince of Wales, Pangeran Charles, dibicarakan kontribusi Inggris dalam implementasi REDD+ (Reduction on Emission and Deforestration Degradation) senilai 1 miliar dolar AS tersebut. 

"Pembicaraan dengan Pangeran Charles ini sangat detail dan nyata," ujar SBY. "Inggris ingin menjadi bagian dari kerja sama Indonesia-Norwegia dalam konteks REDD+ ini," SBY menambahkan.

Dalam kunjungan ini juga dibahas kerja sama pengembangan mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car.

Selama di Inggris, Presiden SBY bertemu dengan banyak pihak, termasuk dengan pemimpin oposisi, dan anggota parlemen dari berbagai partai. Dengan para tokoh politik ini, Presiden menyinggung juga soal isu Papua.

"Agar mereka tidak melihat seolah-olah kita masih seperti 20 atau 30 tahun lalu," Presiden SBY menegaskan.

Setelah memberikan keterangan pers ini, Presiden SBY dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono beserta rombongan langsung menuju Bandara Internasional Heathrow untuk bertolak ke Laos. Presiden akan tiba di Laos pada Minggu (4/11) pagi, dengan transit terlebih dahulu di Dubai, Uni Emirat Arab.

SUMBER
http://www.antaranews.com/berita/341494/presiden-sby-hadiri-jamuan-kenegaraan-di-istana-buckingham
http://www.antaranews.com/berita/341491/ratu-inggris-dan-presiden-sby-saling-puji
http://www.depdagri.go.id/news/2012/10/31/ke-inggris-presiden-sby-terima-penghargaan-knight-grand-cross-of-the-order-of-bath
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2012/11/04/8456.html
http://www.tribunnews.com/2012/11/01/sby-terima-gelar-kesatria-dari-ratu-inggris

Sepotong Legenda dari Pewayangan : Dewi Kunti

Pembahasan kali ini erat kaitannya dengan budaya Indonesia: WAYANG. Siapa yang tak kenal wayang. Jenisnya bermacam-macam, wayang golek, wayang orang, wayang kulit, & lain sebagainya. Namun, walaupun latar, tokoh, plot cerita, & jenisnya berbeda-beda, inti dari pendalangan setiap tokoh wayang adalah selalu menyampaikan pengajaran tentang kehidupan & sifat-sifat manusia melalui lakon ceritanya. Salah satu tokoh yang saya kutip di bawah ini adalah Dewi Kunti. Selamat menyimak :)

Dewi Kunti kecil bernama Pritha, bersaudara dengan Basudewa dan Ugrasena, akan tetapi kemudian dijadikan anak angkat oleh Prabu Kuntibhoja yang bijaksana. Dewi Kunti seorang putri berbudi pekerti luhur, berbakti kepada kedua orang tuanya, serta penuh kasih terhadap sesama. Pada suatu ketika, ada seorang pendeta bernama Resi Durwasa mengunjungi Prabu Kuntibhoja. Resi itu baru saja mengakhiri tapa bratanya dan datang ke istana untuk minta makan. Dewi Kunti menyediakan berbagai jenis makanan yang lezat bagi tamunya tersebut. Sang Resi Durwasa tersentuh oleh ketulusan sang puteri raja dan diberilah dia Mantra Aji Gineng, Aditya Hrdaya. Mantra tersebut dapat dipergunakan untuk mendatangkan Dewa. Anugerah mantra yang diberikan kepada Dewi Kunti tersebut nantinya akan menyelamatkan kelangsungan Dinasti Bharata.


Dewi Kunti
Sebagai seorang remaja, keingintahuan Dewi Kunti teramat besar. Dewi Kunti ingin tahu keampuhan mantra yang dihadiahkan kepadanya. Dewi Kunti memperhatikan Sang Surya, dan dia paham bahwa semua makhluk di bumi hanya hidup berkat adanya Sang Surya. Tanpa adanya Sang Surya, semua makhluk di bumi ini akan punah. Dewi Kunti merapal mantra pemberian Resi Durwasa dan mengakses kekuatan matahari, dan dia kaget dengan hasilnya, ternyata rahimnya diberkahi seorang putra dari Sang Surya. Sebagai seorang ibu dadakan, Dewi Kunti berada dalam dilema, memilih menjaga nama baik kerajaan dan orang tuanya atau memelihara Sang Putra.

Atas petunjuk Hyang Widhi, bayi tersebut bisa dilahirkan tanpa bekas, dan dikisahkan oleh para leluhur lahir melalui telinga. Dewi Kunti meletakkan bayinya di dalam keranjang, dilarung, dibiarkan mengikuti arus Sungai Gangga. Petunjuk selanjutnya didengarnya lewat hati nurani, 
"Kau harus mempersiapkan mental dan syaraf-syarafmu, kau akan mengalami penderitaan yang luar biasa akibat tindakanmu. Akan tetapi kau tidak akan sendiri, kau akan ditemani putra-putramu dalam menyelesaikan hutang piutang karma. Sebuah grup karma dalam keluarga. Pakailah pikiran jernih! Bersama putra-putramu nanti kau akan dipandu salah seorang keponakanmu, yang menjadi titisan Batara Wisnu, sejatinya dia juga yang menjadi pikiran jernih dalam jiwamu.." 
Suami Dewi Kunti adalah Raja Pandu yang saleh. Walaupun demikian, Pandu mempunyai kelemahan, karena kesalahannya, dia dikutuk akan mati bila berhubungan suami istri dengan pasangannya. Dewi Kunti tetap tabah menerima masalah yang dihadapi keluarganya, dia sadar bahwa apa yang dihadapi dalam hidup ini adalah akibat dari perbuatannya di masa lalu. Melihat Pandu yang sakit-sakitan, agar keluarganya semakin berantakan dan sakitnya semakin parah, maka Patih Shakuni meminta Bhisma supaya menyarankan Pandu untuk menikahi Dewi Madri dengan alasan agar Pandu segera memiliki putra mahkota. Menyadari konspirasi Shakuni, Kunti menyampaikan kepada Pandu pentingnya sang suami mempunyai putra penerus keturunan. Dewi Kunti menyampaikan pula bahwa dia mempunyai mantra hadiah Resi Durwasa untuk mendapatkan putra tanpa berhubungan suami istri.


Selasa, 09 Oktober 2012

NGABEN, Upacara Sakral Penghormatan Terakhir Masyarakat Bali

Siapa yang tidak tahu Pulau Bali? Ya, waktu SD pasti pulau ini selalu menjadi jawaban dari soal "Pulau apa yang juga disebut dengan Pulau Dewata?" atau "Pulau apakah yang disebut dengan nama lain Pulau Seribu Pura?" Ingat kan? :D


Memang, bagi siapapun yang sudah maupun belum pernah pergi ke pulau ini selalu dibuat penasaran oleh cerita-ceritanya yang sangat kental dengan budaya, keramahan penduduknya, dan keindahan alamnya. Segala sesuatu yang menyangkut pulau ini seakan sangat menarik untuk dibicarakan dan tidak akan pernah bosan untuk dibahas. Karena budayanya yang sarat budaya, terdapat berbagai macam upacara adat di pulau ini. Mulai dari upacara kelahiran, beranjak remaja, pernikahan, serta kematian. Seolah segala fase kehidupan manusia selalu ada perayaan yang mengiringi.

Dari sekian banyak macam upacara adat yang ada di pulau ini, Ngaben paling terkenal. Ngaben adalah suatu upacara pembakaran mayat yang dilakukan umat Hindu di Bali, dilakukan untuk penyucian roh leluhur orang sudah wafat menuju ketempat peristirahatan terakhir dengan cara melakukan pembakaran jenazah. Kata Ngaben sendiri mempunyai pengertian bekal atau abu yang semua tujuannya mengarah tentang adanya pelepasan terakhir kehidupan manusia. Dalam ajaran Hindu Dewa Brahma mempunyai beberapa ujud selain sebagai Dewa Pencipta Dewa Brahma dipercaya juga mempunyai ujud sebagai Dewa Api. Jadi upacara Ngaben sendiri adalah proses penyucian roh dengan cara dibakar menggunakan api agar bisa dapat kembali ke sang pencipta, api penjelmaan dari Dewa Brahma bisa membakar semua kekotoran yang melekat pada jasad dan roh orang yang telah meningggal.


Upacara Ngaben ini dianggap sangat penting bagi umat Hindu di Bali, karena upacara Ngaben merupakan perujudan dari rasa hormat dan sayang dari orang yang ditinggalkan, juga menyangkut status sosial dari keluarga dan orang yang meninggal. Dengan Ngaben, keluarga yang ditinggalkan dapat membebaskan roh/arwah dari perbuatan perbuatan yang pernah dilakukan dunia dan mengantarkannya menuju surga abadi dan kembali bereinkarnasi dalam wujud yang berbeda.

Ngaben dilakukan dengan beberapa rangkaian upacara, terdiri dari berbagai rupa sesajen dengan tidak lupa dibubuhi simbol-simbol layaknya ritual lain yang sering dilakukan umat Hindu di Bali. Upacara Ngaben biasa nya dilalukan secara besar besaran, ini semua memerlukan waktu yang lama, tenaga yang banyak dan juga biaya yang tidak sedikit, dan bisa mengakibatkan Ngaben sering dilakukan dalam waktu yang lama setelah kematian.

Pada masa sekarang ini masyarakat Hindu di Bali sering melakukan Ngaben secara massal untuk meghemat biaya yang ada, dimana jasad orang yang meninggal untuk sementara dikebumikan terlebih dahulu sampai biaya mencukupi baru di laksanakan, namun bagi orang dan keluarga yang mampu secara finansial, upacara Ngaben dapat dilakukan secepatnya, untuk sementara waktu jasad disemayamkan di rumah, sambil menunggu waktu yang baik. Ada anggapan kurang baik bila penyimpanan jasad terlalu lama di rumah, karena roh orang yang meninggal tersebut menjadi bingung dan tidak tenang, dia merasa berada hidup diantara 2 alam dan selalu ingin cepat dibebaskan.

Pelaksanaan Ngaben itu sendiri harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan pendeta untuk menetapkankan hari baik untuk dilakukannya upacara. Sambil menunggu hari baik yang akan ditetapkan, biasanya pihak keluarga dan dibantu masyarakat beramai-ramai melakukan persiapan tempat mayat (bade/keranda) dan replika berbentuk lembu yang terbuat dari bambu, kayu, kertas warna-warni, yang nantinya untuk tempat pembakaran mayat tersebut.

Di pagi harinya saat upacara ini dilaksanakan, seluruh keluarga dan masyarakat akan berkumpul mempersiapkan upacara. Sebelum upacara dilaksanakan, jasad terlebih dahulu dibersihkan/dimandikan. Proses pelaksaaan pemandian di pimpin oleh seorang Pendeta atau orang dari golongan kasta Bramana.

Setelah proses pemandian selesai, mayat dirias dengan mengenakan pakaian baju adat Bali, lalu semua anggota keluarga berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir dan diiringi doa semoga arwah yang diupacarai memperoleh kedamaian dan berada di tempat yang lebih baik.

Mayat yang sudah dimandikan dan mengenakan pakaian tersebut diletakkan di dalam “Bade/keranda” lalu diusung secara beramai-ramai, seluruh anggota keluarga dan masyarakat berbaris di depan “Bade/keranda”. Selama dalam perjalanan menuju tempat upacara Ngaben tersebut, bila terdapat persimpangan atau pertigaan, Bade/keranda akan diputar putar sebanyak tiga kali, hal ini dipercaya agar si arwah bingung dan tidak kembali lagi, dalam pelepasan jenazah tidak ada isak tangis, tidak baik untuk jenazah tersebut, seakan tidak rela atas kepergiannya. Arak-arakan yang mengantar kepergian jenazah diiringi bunyi gamelan, kidung suci. Pada sisi depan dan belakang Bade/keranda yang di usung terdapat kain putih yang mempunyai makna sebagai jembatan penghubung bagi sang arwah untuk dapat sampai ketempat asalnya.

Setelah sampai dilokasi kuburan atau tempat pembakaran yang sudah disiapkan, mayat dimasukan/diletakan diatas/didalam sarkofagus/peti jenazah yang sudah disiapkan dengan terlebih dahulu pendeta atau seorang dari kasta Brahmana membacakan mantra dan doa, lalu upacara Ngaben dilaksanakan, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi abu. Sisa abu dari pembakaran mayat tersebut dimasukan kedalam buah kelapa gading lalu kemudian dihanyutkan ke laut atau sungai yang dianggap suci.

Dari pemamaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali yang saat disakralkan dan diagungkan, upacara ini adalah ungkapan rasa hormat yang ditujukan untuk orang yang sudah meninggal. Upacara ini selalu dilakukan secara besar dan meriah, tidak semua umat Hindu di Bali dapat melaksanakannya karena memerlukan biaya yang tidak sedikit. Semua yang berasal dari sang pencipta pada masanya akan kembali lagi dan semua itu harus diyakini dan ihklaskan. Manusia di lahirkan dan kemudian meninggal itu semua erat berhubungan dengan amal perbuatannya selama di dunia.

Nah, ngaben adalah salah satu perwujudan begitu kentalnya budaya dan hormatnya masyarakat Bali. Keragaman upacara yang terdapat di pulau ini dapat menjadi cerminan budaya bagi seluruh masyarakat Indonesia, bahwa budaya bukanlah sekedar rangkaian upacara adat sakral ataupun mistis yang harus terpelihara. Namun, budaya juga memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa, serta senantiasa mengarahkan masyarakatnya agar memiliki moral yang terpelihara.

SUMBER:
http://wisatadewata.com/article/adat-kebudayaan/upacara-ngaben

Minggu, 06 Mei 2012

Asal-usul Batu Kuwung

Halo : )

Kali ini gw pngen mengenang masa-masa kecil gw di Tangerang, Banten. Berhubung dulu gw tinggal di sana, ini di bawah ini salah satu dongeng yg berasal dari Banten.

Happy reading ^_^

ASAL-USUL BATU KUWUNG

Di Kecamatan Padarincang, Ciomas terdapat objek wisata Batu Kuwung. 'Batu Kuwung' itu sendiri berarti batu cekung. Batu cekung itu menyemburkan mata air panas yang dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ayo, kita baca kisahnya berikut..

Pada zaman dahulu hidup seorang saudagar kaya raya yang punya hubungan dekat dengan kerajaan Sultan Haji. Dia menguasai hampir seluruh tanah pertanian di desa-desa. Selain itu, dia juga menjadi seorang kepala desa di tempat tinggalnya. Seluruh penduduk mengenalnya sebagai seorang yang sewenang-wenang dan serakah. Dia kerap menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan dengan memungut pajak yang lebih tinggi dari tarif yang diharuskan. Sang saudagar juga dikenal kikir. Dia tak pernah mau menolong orang yang tertimpa musibah dan orang miskin. Dia pun tak mau berkeluarga, baginya menikah dan memiliki anak adalah suatu pemborosan. Dia sangat dibenci karena hidup bermewah-mewahan bersama beberapa orang pengawal pribadinya di tengah masyarakat yang miskin.

Suatu hari datang seorang lelaki sakti menyamar sebagai seorang pengemis lapar berkaki pincang. Dia ingin memberi pelajaran dan menyadarkan Sang Saudagar. Caranya, dia menemui dan meminta makanan serta sedikit kekayaan Sang Saudagar. Bukannya memberi, Sang Saudagar justru malah memaki-maki dan mendorong tubuh Si Pengemis hingga jatuh tersungkur mencium tanah. Mendapat perlakuan seperti itu, Si Pengemis pun murka dan berkata, "Hai, Saudagar yang sombong dan kikir, kau pun harus merasakan betapa lapar dan menderitanya aku!". Setelah berkata demikian, Si Pengemis pun raib dari pandangan mata dan membuat Sang Saudagar terhenyak.

Esok harinya setelah bangun dari tidur, Sang Saudagar panik karena mengalami kelumpuhan. Tak berapa lama, dia memerintahkan para pengawalnya untuk mencari tabib-tabib sakti yang mampu mengobati kelumpuhan. Apabila dia sembuh maka imbalan yang sangat tinggi akan diberikan pada Sang Tabib. Meski sudah banyak tabib berusaha mengobati, tak ada satu pun yang berhasil. Akhirnya dia berjanji memberi setengah dari harta kekayaannya bagi yang mampu menyembuhkannya.

Mendengar janji tersebut, Si Pengemis datang menemui dan menjelaskan apa yang sebenarnya menyebabkan kelumpuhan kaki Sang Saudagar. "Ini adalah ganjalan atas sifatmu yang kikir dan sombong," ujar Si Pengemis. Si Pengemis memerintahkan Sang Saudagar untuk melakukan tiga hal jika ingin sembuh. Pertama, mengubah sifat sombong dan kikir. Kedua, bertapa di sebuah batu cekung di Gunung Karang selama tujuh hari tujuh malam tanpa makan dan minum. Ketiga, bila sembuh Sang Saudagar harus memenuhi janji untuk merelakan setengah dari harta kekayaannya kepada orang-orang miskin. Sang Saudagar percaya dan melakukan apa yang diperintahkan Si Pengemis.

Setelah melalui perjalanan yanag melelahkan, Sang Saudagar sampai di gunung. Dia lalu mulai bertapa melewati berbagai godaan. Pada hari terakhir pertapaan, batu cekung tersebut menyemburkan sumber mata air panas. Sang Saudagar segera mandi dan secara ajaib dia sembuh dari kelumpuhan. Dia pun pulang ke kampung dan memenuhi janjinya pada orang-orang miskin. Selain itu, dia juga menikahi seorang gadis cantik, anak seorang petani miskin. Dia kemudian dikenal sebagai seorang saudagar dermawan dan banyak yang menyayanginya.

SUMBER
Wulang Humba, Kumpulan Dongeng Rakyat Nusantara, Penerbit Pionir Media

Sabtu, 05 Mei 2012

Batu Belah

Halo, apa kabar semua? : )

Kali ini gw pengen flashback waktu jaman SMK. Dulu, ada tugas Lab Bahasa di sekolah gw. Tugasnya tentang membacakan dongeng Indonesia dalam Bahasa Inggris. Nah, dulu gw ngebacain dongeng dari Aceh, judulnya Batu Belah. Berhubung waktu itu harus pake bahasa Inggris, jadilah gw translate "Splitted Stone". Hahaha.. Tapi itu ga usah dibahas yaah ;p

Ini dongeng versi aslinya, check this out! :D

BATU BELAH

Pada jaman dahulu di tanah Gayo, Aceh – hiduplah sebuah keluarga petani yang sangat miskin. Ladang yang mereka punyai pun hanya sepetak kecil saja sehingga hasil ladang mereka tidak mampu untuk menyambung hidup selama semusim, sedangkan ternak mereka pun hanya dua ekor kambing yang kurus dan sakit-sakitan. Oleh karena itu, untuk menyambung hidup keluarganya, petani itu menjala ikan di sungai Krueng Peusangan atau memasang jerat burung di hutan. Apabila ada burung yang berhasil terjerat dalam perangkapnya, ia akan membawa burung itu untuk dijual ke kota.

Suatu ketika, terjadilah musim kemarau yang amat dahsyat. Sungai-sungai banyak yang menjadi kering, sedangkan tanam-tanaman meranggas gersang. Begitu pula tanaman yang ada di ladang petani itu. Akibatnya, ladang itu tidak memberikan hasil sedikit pun. Petani ini mempunyai dua orang anak. Yang sulung berumur delapan tahun bernama Sulung, sedangkan adiknya Bungsu baru berumur satu tahun. Ibu mereka kadang-kadang membantu mencari nafkah dengan membuat periuk dari tanah liat. Sebagai seorang anak, si Sulung ini bukan main nakalnya. Ia selalu merengek minta uang, padahal ia tahu orang tuanya tidak pernah mempunyai uang lebih. Apabila ia disuruh untuk menjaga adiknya, ia akan sibuk bermain sendiri tanpa peduli apa yang dikerjakan adiknya. Akibatnya, adiknya pernah nyaris tenggelam di sebuah sungai.

Pada suatu hari, si Sulung diminta ayahnya untuk pergi mengembalakan kambing ke padang rumput. Agar kambing itu makan banyak dan terlihat gemuk sehingga orang mau membelinya agak mahal. Besok, ayahnya akan menjualnya ke pasar karena mereka sudah tidak memiliki uang. Akan tetapi, Sulung malas menggembalakan kambingnya ke padang rumput yang jauh letaknya.
“Untuk apa aku pergi jauh-jauh, lebih baik disini saja sehingga aku bisa tidur di bawah pohon ini,” kata si Sulung. Ia lalu tidur di bawah pohon. Ketika si Sulung bangun, hari telah menjelang sore. Tetapi kambing yang digembalakannya sudah tidak ada. Saat ayahnya menanyakan kambing itu kepadanya, dia mendustai ayahnya. Dia berkata bahwa kambing itu hanyut di sungai. Petani itu memarahi si Sulung dan bersedih, bagaimana dia membeli beras besok. Akhirnya, petani itu memutuskan untuk berangkat ke hutan menengok perangkap.

Di dalam hutan, bukan main senangnya petani itu karena melihat seekor anak babi hutan terjerat dalam jebakannya.
“Untung ada anak babi hutan ini. Kalau aku jual bias untuk membeli beras dan bisa untuk makan selama sepekan,” ujar petani itu dengan gembira sambl melepas jerat yang mengikat kaki anak babi hutan itu. Anak babi itu menjerit-jerit, namun petani itu segera mendekapnya untuk dibawa pulang. Tiba-tiba, semak belukar di depan petani itu terkuak. Dua bayangan hitam muncul menyerbu petani itu dengan langkah berat dan dengusan penuh kemarahan. Belum sempat berbuat sesuatu, petani itu telah terkapar di tanah dengan tubuh penuh luka. Ternyata kedua induk babi itu amat marah karena anak mereka ditangkap. Petani itu berusaha bangkit sambil mencabut parangnya. Ia berusaha melawan induk babi yang sedang murka itu.

Namun, sungguh malang petani itu. Ketika ia mengayunkan parangnya ke tubuh babi hutan itu, parangnya yang telah aus itu patah menjadi dua. Babi hutan yang terluka itu semakin marah. Petani itu lari tunggang langgang dikejar babi hutan. Ketika ia meloncati sebuah sungai kecil, ia terpeleset dan jatuh sehingga kepalanya terantuk batu. Tewaslah petani itu tanpa diketahui anak istrinya. Sementara itu – di rumah isri petani itu sedang memarahi si Sulung dengan hati yang sedih karena si Sulung telah membuang segenggam beras terakhir yang mereka punyai ke dalam sumur. Ia tidak pernah membayangkan bahwa anak yang telah dikandungnya selama sembilan bulan sepuluh hari dan dirawat dengan penuh cinta kasih itu, kini menjadi anak yang nakal dan selalu membuat susah orang tua.

Karena segenggam beras yang mereka miliki telah dibuang si Sulung ke dalam sumur maka istri petani itu berniat menjual periuk tanah liatnya ke pasar. “Sulung, pergilah ke belakang dan ambillah periuk tanah liat yang sudah ibu keringkan itu. Ibu akan menjualnya ke pasar. Jagalah adikmu karena ayahmu belum pulang,” ucapnya. Akan tetapi, bukan main nakalnya si Sulung ini. Dia bukannya menuruti perintahnya ibunya malah ia menggerutu.
“Buat apa aku mengambil periuk itu. Kalau ibu pergi, aku harus menjaga si Bungsu dan aku tidak dapat pergi bermain. Lebih baik aku pecahkan saja periuk ini,” kata si Sulung. Lalu, dibantingnya kedua periuk tanah liat yang menjadi harapan terakhir ibunya untuk membeli beras. Kedua periuk itu pun hancur berantakan di tanah.

Bukan main terkejut dan kecewanya ibu si Sulung ketika mendengar suara periuk dibanting.
“Aduuuuuh…..Sulung! Tidak tahukah kamu bahwa kita semua butuh makan. Mengapa periuk itu kamu pecahkan juga, padahal periuk itu adalah harta kita yang tersisa,” ujar ibu si Sulung dengan mata penuh air mata. Namun si Sulung benar-benar tidak tahu diri, ia tidak mau makan pisang. Ia ingin makan nasi dengan lauk gulai ikan. Sunguh sedih ibu si Sulung mendengar permintaan anaknya itu.
“Pokoknya aku tidak mau makan pisang! Aku bukan bayi lagi, mengapa harus makan pisang,” teriak si Sulung marah sambil membanting piringnya ke tanah.

Ketika si Sulung sedang marah, datang seorang tetangga mereka yang mengabarkan bahwa mereka menemukan ayah si Sulung yang tewas di tepi sungai. Alangkah sedih dan berdukanya ibu si Sulung mendengar kabar buruk itu. Dipeluknya si Sulung sambil menangis, lalu berkata “Aduh, Sulung, ayahmu telah tewas. Entah bagaimana nasib kita nanti,” ratap ibu si Sulung. Tetapi si Sulung tidak tampak sedih sedikit pun mendengar berita itu. Bagi si Sulung, ia merasa tidak ada lagi yang memerintahkannya untuk melakukan hal-hal yang tidak disenanginya.
“Sulung, ibu merasa tidak sanggup lagi hidup di dunia ini. Hati ibu sedih sekali apabila memikirkan kamu. Asuhlah adikmu dengan baik. Ibu akan menuju ke Batu Belah. Ibu akan menyusul ayahmu,” ucap ibu si Sulung. Ibu si Sulung lalu menuju ke sebuah batu besar yang menonjol, yang disebut orang Batu Belah. Sesampainya di sana, ibu si Sulung pun bernyanyi,
Batu belah batu bertangkup.
Hatiku alangkah merana.
Batu belah batu bertangkup.
Bawalah aku serta.

Sesaat kemudian, bertiuplah angin kencang dan batu besar itu pun terbelah. Setelah ibu si Sulung masuk ke dalamnya, batu besar itu merapat kembali. Melihat kejadian itu, timbul penyesalan di hati si Sulung. Ia menangis keras dan memanggil ibunya sampai berjanji tidak akan nakal lagi, namun penyesalan itu datangnya sudah terlambat. Ibunya telah menghilang ditelan Batu Belah.

Makasi yaa udah mampir ke blog ini ^_^

SUMBER

http://folktalesnusantara.blogspot.com/2008/12/batu-belah.html

Sabtu, 28 April 2012

Rumor Has It / Someone Like You

Halo.

Ada yg tau GLEE? Ini bukan glee yang artinya bersenang-senang yaaah. GLEE, drama musikal komedi Amerika yg suka covering lagu-lagu ituu. Pasti udah banyak yang tau deh. Well, anyway gw cuma mau posting salah satu lagunya yang (menurut gw) bikin galau, tapi bikin survive haha.. Yaitu mash-off lagunya Adele, Rumor Has It dan Someone Like You.
Faktanya lagu ini tercatat paling banyak diunduh di sejarah musik glee hahaha

dengerin aja ini penggalan vidionya :D

ini penggalan liriknya (full version)

"Rumour Has It / Someone Like You"

She, she ain't real,
She ain't gonna be able to love you like I will

She is a stranger,
You and I have history,
Or don't you remember?

Sure, she's got it all,
But, baby, is that really what you want?

Bless your soul, you've got your head in the clouds
You made a fool out of you
And, boy, she's bringing you down
She made your heart melt
But you're cold to the core,
Now rumour has it she ain't got your love anymore

Rumour has it [x4]

Don't forget me, I beg
I remember you said

I heard that you're settled down
That you found a girl and you're married now.
I heard that your dreams came true.
Guess she gave you things I didn't give to you.

Rumour has it [x4]

Don't forget me, I beg
I remember you said

Bless your soul, you've got your head in the clouds,
You made a fool out of me,
And, boy, you're bringing me down,
You made my heart melt, yet I'm cold to the core,
But rumour has it I'm the one you're leaving her for,

Rumour has it [x4]

Don't forget me, I beg
I remember you said,

Rumour has it [x4]

Don't forget me, I beg
I remember you said,

Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I remember you said,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead.

Thanks udah baca ;D

Sabtu, 07 April 2012

MAHASISWA

Kami senang saat mendapatkan universitas untuk kuliah
Kami senang punya banyak teman baru
Kami senang dapat kebebasan yang lebih dari sebelumnya
Kami senang punya kaka kelas yang bersedia membantu

Tapi kami benci ospek.

Kami bertujuan satu, yaitu menjadi sarjana, lalu sukses

Tapi kami malas kuliah pagi.
Malas mengerjakan tugas.
Malas belajar saat waktunya kuis.

Kami senang saat waktu kuliah

Tapi kami lebih senang saat dosen tak datang.
Karena kami bisa main.
Kami selalu memberikan sumpah serapah kepada dosen yang tidak berkenan di hati kami.

Kami senang mendapat uang jajan dari orangtua

Tapi kami tidak senang menghabiskannya untuk uang kas & membayar buku-buku serta keperluan kuliah.

KAMI ADALAH MAHASISWA.